MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) SEBAGAI SISTEM KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
DOI:
https://doi.org/10.35967/jkms.v11i1.7494Abstrak
Musrenbang adalah salah satu media untuk dapat menyerap aspirasi masyarakat yang merupakan sebagai salah satu bentuk sistem komunikasi untuk pembangunan. Sistem komunikasi dalam musrenbang berperan penting untuk meneguhkan keberhasilan pencapai tujuan kegiatan tersebut. Pelaksanaan musrenbang dengan pendekatan komunikasi bottom up dari stakeholder pembangunan non pemerintah dan komunikasi top down pemerintah daerah diyakini mendorong partisipasi masyarakat dalam memberikan gagasan-gagasan program pembangunan berdasarkan kebutuhan masyarakat sendiri dan selaras dengan kebijakan pemerintah daerah dalam pembangunan nasional. Sistem komunikasi dalam musrenbang daerah dilakukan pada tingkatan musrenbang desa, musrenbang kecamatan dan kabupaten / kota sampai dengan tingkat provinsi. Berdasarkan sistem komunikasi, maka musrenbang daerah dilakukan melalui proses komunikasi interpersonal dan kelompok. Sistem komunikasi perencanaan RKPD online dilakukan melalui proses komunikasi jejarin internet atau mass self communication. Masing-masing SKPD yang terkait dengan permasalahan yang dimiliki oleh setiap kecamatan tersebut juga harus mempunyai bekal pengetahuan dan informasi yang cukup terkait dengan program yang disosialisasikan di setiap kecamatan. Sehingga tidak ada lagi limitasi atau keterbatasan pengetahuan, informasi yang dimiliki oleh setiap SKPD tersebut. Peningkatan kualitas masyarakat dalam pelaksanaan musrenbang dapat dilakukan melalui penyuluhan dan pemberian informasi terkait dengan tata cara, metode, program dan segala hal terkait dengan mekanisme musrenbang serta perencanaan pembangunan daerah. Sehingga diharapkan dapat menepis persepsi masyarakat yang menganggap bahwa musrenbang sekarang hanyalah ceremonial saja.Kata kunci: Komunikasi, Musrenbang, Sistem
Referensi
Arifin, Anwar. (2011). Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung: Simbiosa. Rekatama Media.
Bappenas. (2005). Pedoman koordinasi perencanaan pembangunan nasional Tahun 2005. Bappenas, Jakarta.
Castells, Manuel, (2009). Communication Power.New York, Oxford University Press.
Chitnis K. (2005). Communication for empowerment and participatory development: A social model of health in Jamkhed, India. [dissertation]. Ohio (US): The Faculty of the College of Communication of University.
Das Gupta, M., Grandvoinet, H. dan Romani, M. 2003.Fostering community-driven development: what role for the state. Workd Bank Policy Research Working Paper No. 2969, World Bank, Washington DC.
Hefner, W.R. 2001. Civil Islam : Islam dan Demokratisasi di Indonesia. Penerjemah Ahmad Baso. Jakarta : ISAI. Kementerian Dalam Negeri. (2010). Desain Besar Penataan Daerah 2010-2025. Jakarta.
Keputusan Menteri Dalam Negeri No.050-187/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) mengatur tujuan dan prinsip-prinsip penyelenggaraan Musrenbang.
Leeuwis C. (2009). Communication For Rural Innovation : Rethinking Agricultural Extension. Third Edition. Blackwell Publishing Ltd.
Ma’rif Samsul, Nugroho, Prihadi dan Wijayanti, Lydia. (2010). Evaluasi Efektivitas Pelaksanaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kota Semarang. Jurnal Riptek,
Vol.4(1): 53 – 62.
Marbun BM. (2005). Otonomi Daerah 1945-2005. Proses dan Realita Perkembangan OTDA. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Mefalopulos P. (2003). Theory and practice of participation communication: the case of the fao project “Communication for Development in southern Africa” [disertation]. Texas (US): University of Texas at Austin.
Melkote SR, Steeves HL. (2006). Communication for Development in the Third World: Theory and Practice for Empowerment. 2nd Edition. London (GB) and New Delhi (IN): Sage Publication and Thousand Oaks.
Nurudin. (2007). Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Pace RW dan Faules DF. (2010). Komunikasi Organisasi. Bandung (ID): Rosdakarya.
Prastowo, A. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta (ID): Ar-Ruzz Media. Quebral, N. (2011). Development communication, Los Baños style. Public Lecture, London School of Eco.
Ritzer G dan Goodman DJ. (2011). Teori Sosiologi Kontemporer. Edisi Keenam. Jakarta (ID): Kencana.
Rogers EM. (2003). Diffusion of innovations. Fifth Edition. New York (US): The Free Press.
Rowe, Gene and Lynn J. Frewer. (2004). Evaluating Public-Participation Exercises: A Research Agenda. Science, Technology & Human Values, Vol.29(4): 512-557.
Servaes J. (2007). Harnessing the UN System Into a Common Approach On Communication for Development. International Communication Gazette. Journal Sage. Vol 69(6):483-507.
Servaes J. (2008). Communication for Development and Social Change. Sage Publications India Pvt. Mohan Cooperative Industrial Area Mathura Road New Delhi. Ltd.
Servaes J, Polk E, Shi S, Reilly D and Yakupitijage T. (2012). Towards a framework of sustainability indicators for 'communication for development and social change' projects. International Communication Gazette. 74 (2): 99-123.
Sobari Wawan. (2007). Peningkatan Partisipasi Publik di Era Otonomi Daerah-Masih Sebatas Instrumen. Artikel pada berita Yayasan Inovasi Pemerintahan Daerah (YIPD), Jakarta.
Sumardjo. (2007). Komunikasi dalam Perspektif Ekologi Manusia. Editor: Adiwibowo, S. Ekologi Manusia. Fakultas Ekologi Manusia, IPB, Bogor.
[UU] Undang-Undang Dasar 1945.
[UU] Undang-Undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanan Pembangunan Nasional.
[UU] Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah. 1999.
[UU] Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. 2004.
[UU]Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
- Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak jurnal untuk publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepenulisan dan publikasi awal karya dalam jurnal ini.
- Jurnal memungkinkan penulis untuk memegang hak cipta tanpa batasan dan mengizinkan penulis untuk mempertahankan hak penerbitan tanpa batasan.
- Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke penyimpanan institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini .
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena hal itu dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.