PERANG BINTANG SETELAH “4 NOVEMBER” (ANALISIS DESKRIPTIF EFEKTIVITAS PESAN ANTARA KAPOLRI DAN PANGLIMA TNI DALAM PROGRAM INDONESIA LAWYERS CLUB EDISI “SETELAH 411” PADA 8 NOVEMBER 2016)
DOI:
https://doi.org/10.35967/jkms.v7i1.5668Kata Kunci:
Komunikasi Interpersonal, Efektivitas Komunikasi Interpersonal, Akomodasi KomunikasiAbstrak
Kasus dugaan penistaan agama yang menyeret Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah mengukir sejarah baru. Begitu dahsyatnya kasus itu sehingga memicu kemarahan umat muslim sehingga berujung pada aksi demo 4 November 2016 secara besar-besaran. ILC dikenal sebagai program talk show yang selalu mengangkat topik perbincangan yang sedang hangat dibicarakan publik. Pada hari selasa tanggal 8 November 2016, ILC menyuguhkan sebuah perbincangan hangat yang diberi judul “Setelah 411, dengan menyertakan narasumber yang kompeten terkait aksi 4 November tersebut antara lain Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian dan Panglima TNI Letnan Jendral Gatot Nurmantyo. Tak disangka, perbincangan selama 120 menit tersebut menjadi sangat viral.Kesuksesan program ILC edisi “Setelah 411” dipandang sebagai kesuksesan komunikasi interpersonal dua Panglima besar yang menjadi narasumber dalam mengkomunikasikan pesan secara efektif.
Tujuan penelitian ini adalah guna melihat efektivitas pesan komunikasi interpersonal antara Kapolri dan Panglima TNI, kemudian mengkritisi dominasi komunikasi didalam pesan keduanya pada program Indonesia Lawyers Club.
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan data sekunder berupa rekaman tayangan ILC, jurnal, buku, literatur internet, dan artikel.Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, Melalui jenis data kualitatif dan tujuan umum penelitian ini yang sifatnya eksplanatoris, maka teknik analisis data yang digunakan adalah memberikan pemaparan dan penjelasan secara mendalam terhadap hal yang diteliti.
Hasil analisis dan elaborasi menunjukkan, bahwa dua narasumber secara umum menggunakan empat kategori umum komunikasi interpersonal yang efektif, yaitu openess (keterbukaan), empathy (empati), supportiveness (dukungan), positiveness (rasa positif), dan equality (kesetaraan). Namun Kapolri dari keseluruhan proses komunikasi tiba-tiba menunjukkan inequality (ketidaksetaraan).Dalam hal pertarungan pesan dan komunikasi, Kapolri terlihat lebih mendominasi.Kapolri berkomunikasi secara divergensi, sedangkan Panglima TNI secara konvergensi.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
- Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak jurnal untuk publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepenulisan dan publikasi awal karya dalam jurnal ini.
- Jurnal memungkinkan penulis untuk memegang hak cipta tanpa batasan dan mengizinkan penulis untuk mempertahankan hak penerbitan tanpa batasan.
- Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke penyimpanan institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini .
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena hal itu dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.