FENOMENA FOMO COFFEE SHOP SEBAGAI GAYA HIDUP DI KALANGAN REMAJA PENGUNJUNG KURASU COFFEE
DOI:
https://doi.org/10.35967/jkms.v14i1.7598Kata Kunci:
FOMO, Coffee shop, Lifestyle, Symbolic Interaction, Phenomenology.Abstrak
Abstrak
Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) semakin marak di kalangan remaja, terutama dalam budaya nongkrong di coffee shop. Penelitian ini menganalisis bagaimana Kurasu Coffee Jakarta Selatan menjadi bagian dari gaya hidup remaja yang dipengaruhi FOMO. Berpijak pada pendekatan kualitatif deskriptif dan fenomenologi Edmund Husserl, penelitian ini menggali makna sosial coffee shop sebagai simbol status, produktivitas, dan tren media sosial. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam dengan tujuh informan yang aktif di media sosial dan budaya nongkrong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FOMO mendorong remaja mengikuti tren coffee shop demi eksistensi sosial. Coffee shop dimaknai bukan hanya sebagai tempat bersantai, tetapi juga sebagai media ekspresi diri melalui fashion, konten media sosial, dan interaksi. Dari sudut pandang teori interaksi simbolik, coffee shop menjadi ruang pembentukan makna dan identitas sosial, serta mendorong pola konsumsi konsumtif dan hedonis di kalangan remaja.
Kata Kunci: : FOMO; Coffee shop; Gaya Hidup; Interaksi Simbolik; Fenomenologi.
Abstract
The phenomenon of Fear of Missing Out (FOMO) is increasingly prevalent among teenagers, especially in the culture of hanging out at coffee shops. This study analyzes how Kurasu Coffee in South Jakarta becomes part of a youth lifestyle influenced by FOMO. Using a descriptive qualitative approach and Edmund Husserl’s phenomenology, this research explores the social meanings teenagers assign to coffee shops as symbols of status, productivity, and social media trends. Data was collected through observation and in-depth interviews with seven informants active on social media and in coffee shop culture. The findings reveal that FOMO drives teenagers to follow coffee shop trends to maintain social existence. Coffee shops are seen not only as places to relax but also as spaces for self-expression through fashion, social media content, and interaction. From the perspective of symbolic interactionism, coffee shops serve as arenas where social meaning and identity are shaped, while also encouraging consumptive and hedonistic behavior among youth.
Keywords: FOMO; Coffee shop; Lifestyle; Symbolic Interaction; Phenomenology.
Referensi
Abdussamad, Zuchri. 2021. METODE PENELITIAN KUALITATIF. edited by M. S. Dr. Patta Rapanna, SE. Makassar: Syakir Media Press.
Agung, Halim, Rustono Farady Marta, and Christanti Christanti. 2021. “Dampak Strategi Pemasaran Digital Shopee Terhadap Pembelian Impulsif Produk Kesehatan Selama Pandemi Di Indonesia.” Communication 12(2):122. doi: 10.36080/comm.v12i2.1500.
Andriani & Nuraini. 2021. “Eksplorasi Makna Simbolik Dalam Komunitas Urban.” Jurnal Penelitian Komunikasi 24(2), 113.
Anggreini, Maria, Grace Kelly, and Ruth Florescia Simanjuntak. 2020. “Melampaui Kedirian Identitas Batak Melalui Ritual Dan Sejarah Masyarakatnya Atas Inspirasi Levinas.” Jurnal Simbolika 6(2):174–89.
Cahyadi, A. 2021. “Gambaran Fenomena Fear Of Missing Out (FOMO) Pada Generasi Z Di Kalangan Mahasiswa.”
Desideria. 2011. Psikologi Komunikasi. 7th Editio. Jakarta: Indeks.
Fernando, Joshua, Rustono Farady Marta, and Ratih Kurnia Hidayati. 2020. “Reaktualisasi Mahasiswa Diaspora Indonesia Dalam Menjaga Identitas Budaya Bangsa Di Benua Australia.” 8(2):194–206.
Fernando, Joshua, Meta Sya, and Rustono Farady Marta. 2024. “Amalgamation as a Strengthening Ethnic 1.” 35(2):334–41.
Kotler. 2016. Marketing Management. 7th editio. Pearson.
Latukolan, Jovid Jonathan, Rustono Farady Marta, and Engliana Engliana. 2021. “When Words Matter: Language Choices and Brand Building on Two Global Coffee Shop Retail Brands in Indonesia.” Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences 4(2):2899–2906. doi: 10.33258/birci.v4i2.1974.
Lestari, Christina Arsi, and Risqi Inayah Dwijayanti. 2020. “Kecakapan Literasi Media Di Kalangan Generasi Milenial.” Jurnal Ilmu Komunikasi 18(1):48. doi: 10.31315/jik.v18i1.2781.
Limanto, Denny, Christina Christina, Rustono Marta, and Laurencia Kurniawati. 2021. “Strategi Public Relations Kedai Kopi Chuseyo Dengan Identitas Korean Wave Dalam Membangun Citra Kekinian.” Mediasi 2(1):1–13. doi: 10.46961/mediasi.v2i1.251.
Mangngi, Dwiputra mone, Silvana Mandaru, and Pietriani. 2024. “Strategi Komunikasi Paradox Coffee and Roastery Dalam Membangun Brand Image Melalui Media Sosial Instagram.” Jurnal Netnografi Komunikasi 2(2):64–82. doi: 10.59408/jnk.v2i2.34.
Maulidya, Rifi, Desy Safitri, and Nurul Istiqomah. 2023. “FoMO (Fear of Missing Out) Pada Mahasiswa Penggemar Korea (Studi Deskriptif Mahasiswa Pendidikan IPS Fakultas Llmu Sosial Universitas Negeri Jakarta).” Edukasi IPS 7(1):27–35.
Moleong, Lexy. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasir, Abdul, Nurjana, Khaf Shah, Rusdy Abdullah Sirodj, and M. Win Afgani. 2023. “Pendekatan Fenomenologi Dalam Penelitian Kualitatif 1.” INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research 3(5):4445–51.
Olivia, Helen, Achmad Budiman Sudarsono, and Fitri Sarasati. 2024. “Fenomena Culture Shock Mahasiswa Perantauan Di Kabupaten Bekasi.” Jurnal Pustaka Komunikasi 7(1):174–84. doi: 10.32509/pustakom.v7i1.3741.
Permata, Disna Haristya, Elly Manika, Maya Mahadi, Intania Poerwaningtias, and Mia Ayu. 2025. “Jurnal Communio : Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi Komunikasi Persuasi Melalui Media Sosial Instagram ( Studi Pada @ Pandawaragroup ) Persuasive Communication through Instagram Social Media ( Study of @ Pandawaragroup ).” 14(1):1–13.
Przybylski. 2013. Motivational, Emotional, and Behavioral Correlates of Fear of Missing Out. Vol. 29.
Pujianto, Wahyu, Alshaf Pebrianggara, Mochamad Rizal Yulianto, and Bunga Aulia Widyasmara. 2024. “Coffe Shop Dan Perubahan Gaya Hidup Mahasiswa Muslim Di Sidoarjo.” Journal of Economic and Economic Policy 1(March):1–9.
Purwanto & Rachmawati, L. 2020. “Representasi Gaya Hidup Remaja Dalam Budaya Konsumtif.” Jurnal Sosiologi Reflektif 14(1), 45–.
Putri, Afrianingsih. 2021. “PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI KOPI DI MASA PANDEMI COVID 19 PADA COFFEE SHOP KOTA PADANG.” 5:195–222. doi: 10.1201/9781032622408-13.
Risqi Inayah Dwijayanti, Solten Rajagukguk, Agus Budiana. 2018. “MODERNITAS DALAM KEHIDUPAN HEDONIS REMAJA PUTRI.”
Rosa, Ramadhani &. 2024. “Fashion Skena: Kontestasi Tampilan Kaum Muda Di Coffee Shop Jember.” Jurnal Studi Pemuda 12(1):66. doi: 10.22146/studipemudaugm.92966.
Safitri, Dini, Farhan Nurikhsan, Webby Salsabila Indrianie, and Webby Salsabila Indrianie. 2019. “Fenomena Coffe Shop Di Kalangan Konsumen Remaja.” Widya Komunika 9(2):137. doi: 10.20884/1.wk.2019.9.2.1962.
Sarasati, Fitri, Helen Olivia, and Achmad Budiman Sudarsono. 2023. “Penggunaan Fitur Close Friends Instagram Sebagai Media Pengungkapan Diri Pada Generasi Z.” J-Ika 9(2):92–99. doi: 10.31294/kom.v9i2.14267.
Sarasati, Fitri, Waode Winarti, Achmad Budiman Sudarsono, and Helen Olivia. 2024. “Resepsi Khalayak Pada Konten Kampanye Kesehatan Mental @marshanda99 Dalam Diri Remaja.” Jurnal Public Relations (J-PR) 5(1):7–12. doi: 10.31294/jpr.v5i1.3324.
Soeprapto, Riyadi. 2002. Interaksionisme Simbolik Perspektif Sosiologi Modern. Yogyakarta: Averroes Press dan Pustaka Pelajar.
Sudarman. 2014. “Fenomenologi Husserl Sebagai Metode Filsafat Eksistensial.” Jurnal Lintas Agama 9(2):103–13.
Suryani, Citra Dewi, and Dian Novita Kristiyani. 2021. “Studi Fenomenologi Pada Gaya Hidup Baru Anak Muda Sebagai Pengunjung Coffee Shop Di Kota Salatiga.” PRecious: Public Relations Journal 1(2):177–201.
Susanto, Daniel. 2021. “Model Aisas Untuk Memetakan Keputusan Pembelian Konsumen Berdasarkan Kualitas Konten Tiktok #Racunshopee.” Https://E-Journal.Uajy.Ac.Id/25747/ 45–53.
Unduhan
File Tambahan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
- Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak jurnal untuk publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepenulisan dan publikasi awal karya dalam jurnal ini.
- Jurnal memungkinkan penulis untuk memegang hak cipta tanpa batasan dan mengizinkan penulis untuk mempertahankan hak penerbitan tanpa batasan.
- Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke penyimpanan institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini .
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena hal itu dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.